Jumat, 26 November 2010

'Amri Akhe Jameuen

saleum lon peu ek rakan meutuah

bacut lon kisah piasan donya

donya ka akhe le ureueng pitam

keu phon pimpinan nyang meunan rupa

timu ngon barat macam piasan

le that pimpinan meucawo haba

geujok peurintah han jimatong akhai

lage piasan ka titah raja

uroe nyoe meuno oh singoh meudeh

saban peureuseh lidah meuruwa

male hana le wahe e wareh

saleh ka habeh iman binasa

peu tubit titah kiban meuhet droe

hana geupako tokoh ulamana

nyang ka leupah han jeut gisa le

beuthat meupake geukarat saja

muken nyang keuh nyoe donya ka akhe

raja le jahe ban sigom donya

meunyoe ta jok but bukon bak ahli

han pat le takhi hanco troh teuka

Ie Masen Kaye Adang, 28 Mei 2010.

* WIRDUNA TRIPA, mahasiswa Gemasastrin FKIP Unsyiah, peminat sastra Aceh.

Kamis, 25 November 2010

Kunjungan Ke STIA Nagan Raya


Ketua IPELMASRA, Wirduna Tripa tiga dari kiri dan Edy Wanda, Ketua Yayasan STIA Nagan Raya empat dari kiri, berpose bersama di Kampus STIA Nagan Raya, Senin (15/10). Kegiatan ini adalah kunjungan pengurus baru IPELMASRA ke beberapa tempat di Nagan Raya.

Jumat, 29 Oktober 2010

Wirduna Tripa Pimpin IPELMASRA


Banda Aceh| Wirduna dinyatakan sah menjadi ketua Umum Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nagan Raya (IPELMASRA) setelah berhasil memperoleh suara terbanyak dari empat kandidat yang menjadi calon. Hasil keputusan ini resmi diambil presidium sidang ketika Pelaksanaan Musyawarah Besar (Mubes) Ikatan Pelajar dan Mahasiswa se-Nagan Raya Minggu, (17/10) bertempat di Auditorium IAIN Ar-raniry, Darussalam.
Mubes yang dilaksanakan satu hari penuh itu dihariri oleh 610 orang mahasiswa Nagan Raya yang kuliah di Banda Aceh. Pesta demokrasi tahun ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, baik dari jumalah peserta serta para tamu undangan. “Kami sangat terharu dengan Mubes kali ini, semoga dengan pelaksaan Mubes ini dapat menjadi stimulus persatuan bagi mahasiswa Nagan Raya” Kata Said Syahrul Rahmad, ketua panitia.
Di samping itu, Wakil bupati Nagan Raya, Drs. Kasem Ibrahim, M.Sc. menyampaikan dalam sambutanya, agar mahasiswa Nagan Raya dapat bekerjasama dengan pemerintah untuk memajukan Nagan Raya dalam berbagai bidang. Kontribusi mahasiswa sangaty signifikan terhadap percepatan pembangunan di Kabupaten Nagan Raya “Pemerintah sangat mengaharapkan gagasan mahasiswa untuk Nagan Raya” ungkapnya. (W7)

Senin, 10 Mei 2010

Polisi Didesak Tuntaskan Kasus Penembakan Warga Nagan

Serambi.Fri, May 7th 2010, 15:33
Unjuk Rasa Mahasiswa ke Mapolda
Nagan Raya



Puluhan mahasiswa asal Nagan Raya berunjuk rasa di Mapolda Aceh, Kamis (6/5). Dalam aksi tersebut mereka mendesak Kapolda Aceh mengusut tuntas kasus penembakan terhadap Muhib Dani (18), warga Desa Alue Raya, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya, pada 24 April 2010 lalu, yang diduga dilakukan dua oknum Brimob Kompi IV Kuala yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut. SERAMBI/BUDI FATRIA
BANDA ACEH - Puluhan pelajar dan mahasiswa asal Kabupaten Nagan Raya, Kamis (6/5) pagi, berunjuk rasa ke Mapolda Aceh. Para demonstran menuntut kasus penembakan terhadap Muhib Dani (18), warga Desa Alue Raya, Kecamatan Darul Makmur, Nagan Raya, Sabtu (24/4), yang diduga melibatkan oknum Brimob, diusut tuntas.

Dengan membawa poster dan spanduk, pengunjuk rasa mengecam tindakan kedua oknum Brimob Kompi IV Kuala. Pendemo yang mengenakan almamater hijau, mendesak Kapolda Aceh berlaku adil dan mengumumkan hukuman bagi kedua oknum brimob itu kepada publik, melalui media massa. Hal itu penting untuk membuktikan apakah reformasi di tubuh Polri benar-benar dilakukan atau tidak.

Pengunjuk rasa yang tiba sekitar pukul 09.30 WIB di Mapolda Aceh, disambut seorang perwira mewakili Kapolda Aceh. Perwira itu berjanji akan menyampaikan tuntutan para demonstran itu.

Dalam tuntutannya mahasiswa Nagan Raya itu antara lain mendesak Kapolda Aceh mengusut tuntas, memecat serta menghukum oknum Brimob yang bersalah tersebut. Selain itu massa juga mendesak Kapolda Aceh untuk membentuk tim panitia khusus (pansus) guna mengawal proses pemeriksaan dan hukuman terhadap oknum Brimob tersebut. “Kami juga berharap polisi tidak arogan atau melakukan tindakan gegabah dalam menghadapi suatu permasalahan. Karena tindakan tersebut secara tidak langsung berdampak terhadap masyarakat, mulai dari trauma hingga memunculkan konflik,” sebut koordinator lapangan, Wirduna.

Dikatakan, kemarahan masyarakat yang berujung pada pembakaran perusahan perkebunan PT Surya Panen Subur (SPS) di Kabupaten Nagan Raya, akibat tindakan semena-mena yang sebelumnya dilakukan oleh oknum brimob itu. Sehingga pihaknya meminta agar pengusutan kasus pembakaran dan pengrusakan PT itu dihentikan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjaga stabilitas hukum, yang dikhawatirkan dapat berdampak lebih besar. Setelah menyampaikan aspirasinya dan mendengar jawaban dari pihak Mapolda Aceh, akhirnya sekira pukul 11.45 WIB, mahasiswa dan pelajar asal Nagan Raya itu membubarkan diri.(mir)

Mahasiswa Nagan Raya Demo Mapolda Aceh

Kami Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Darul Makmur (IPELMASDAM) serta Mahasiswa se-Nagan Raya menuntut terhadap anggota brimob yang telah melakukan tindak kriminalisasi berupa penembakan Muhib Dani (18) salah seorang masyarakat gampong Alue Raya Kecamatan Darul Makmur Kab. Nagan Raya pada Sabtu, (24/4).
TUNTUTAN
1. Kami meminta agar Kapolda mengusut tuntas, memecat dan menghukum oknum Brimob yang telah melakukan tindak kekerasan pada Muhib Dani.
2. Kami melihat bahwa reaksi masyarakat terhadap perusakan PT. Astra meru- pakan motif dari kasus penembakan yang dilakukan oleh oknum Brimob ter- hadap masyarakat.
3. Pengusutan kasus perusakan PT. Astra yang dilakukan masyarakat akan ber- dampak relatif besar. Oleh karena itu, kami meminta agar Kapolda meng- hentikan penyedikan demi menjaga stabilitasi hukum (akan berdampak lebih besar lagi).
4. Kami meminta kepada Kapolda agar membentuk tim pansus untuk mengawal proses hukum terhadap oknum Brimob.
5. Kami mendesak Kapolda agar mengawasi Kapolres Nagan Raya dalam men- jalankan tugasnya sesuai dangan koridor hukum yang berlaku. Kami meng- harapkan agar polisi tidak melakukan sesuatu dengan gegabah, arogan atau cara-cara yang dapat menimbulkan kegelisahan/trauma bagi masyara- kat.

Koordinator Lapangan

Wirduna


Puluhan masa yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Mahaiswa Darul Makmur (IPELMASDAM) Nagan Raya menggelar unjuk rasa di Mapolda Aceh Kamis, (6/5). Mereka menuntut agar Polda mengusut tuntas kasus penembakan masyarakat Darul Makmur oleh oknum brimob setempat.

Dalam orasi itu mereka menuntut agar Polda memecat oknum Brimom yang telah melakukan tidak kriminal terhadap warga sipil. “kami meminta oknum Brimob tersebut diberikan sanksi dan dicopot dari jabatannya” pungkas Wirduna, Koordinator aksi dalam orasi yang disampaikan.

Selain itu, mereka mengaharapkan agar Polda Aceh dapat mengawasi setiap tindakan yang dilakukan dilakukan oleh Polres Nagan Raya yang selama ini dinilai tak begitu bersahabat. Masyarakat yang diduga terlibat dalam perusakan PT. Astra sekarang ada yang meningglakan gampong untuk mencari keamanan sementara waktu, pasalnya mereka takut akan diambil oleh pihak polisi tanpa pemberitahuan sebelummnya “Masyarakat sekarang merasa trauma dengan polisi” tambanya.

Bila kasus ini tak ada titik terangnya maka meraka akan melakukan unjuk rasa dan membawa masa yang lebih besar lagi serta mereka juga akan ikut mengawal dan memantau perkembangan kasus ini hingga akhir “kami akan menagwal kasus ini sampai akhir”
Beberapa sat setelah masa menyampaikan orasi di pintu gerbang Mapolda akhirnya, Kapolda yang diwakili Dedy R, menjumpai pengunjuk rasa. Kapolda mengatakan bahwa kasusu ini sekarang sudah ditangani oleh Polda dan Polda pun sudah membentuk tim untuk menangani kasus ini “Kita sudah membentuk tim” ungkapnya menanggapi tuntutan.

Ia melanjutkan, bahwa akan memberikan sanksi keras terhadap oknum Brimob yang telah melakukan tidakan kriminal terhadap masyarakat sipil. Untuk saat ini tim penanganan kasus masih mempelajari muasal hingga bisa terjadinya tindakan yang anarkis “kita akan menggali lebih jauh lagi kasus ini” tambanya lagi.

Tak lama kemudian setelah Kapolma menerima aspirasi meraka. Masa pun embubarkan diri dan meninggalkan Mapolda dengan tertip. Tak sempat terjadi aksi anarkis meski sempat terjadi ketengangan sedikit.

Selasa, 27 April 2010

Geleri Maulid Mahasiswa Nagan Raya

The Oceans

"Oceans", claim the film director Jacques Perrin and Jacques Cluzaud, is mahateater marine ecology. His stage is the ocean. Actors are the inhabitants of the sea with all its amazing beauty and tragedy.

French film co-production of the United States, which is distributed by Disneynature this form of eco-documentary movie is packed with edutainment style, educative and entertaining spectacle, which can be enjoyed by the whole family. There is such a simple plot with the figure of a boy who escorted us to the stage of the ocean. We can then jaunt to the ocean on all sides, ranging from the beach, the sea surface, following up the ocean floor creatures living in it.

Ocean is a spectacular theater. He seized 70 percent of the planet Earth. Underwater camera technology invites us to wander to the "savanna" in the bottom of the ocean with adugong, similar animals that graze on the savanna elephants seabed. Or infiltrate into the wilderness of the sea grass and coral, where we meet fascinating creatures that are rarely touched by the eye.

And they are real creatures not figure version of the computer generated image (CGI) computer artificial creature aka "imitation" is often proffered in recent fiction. This is one of the advantages Oceans as a movie, which is held out-and-awaken us to the fantastic natural scenery, rather than computer engineering.

Kemahaluasan ocean creatures as the stage of life with all its natural laws. Bongsor bodied sea lion is powerless swallowed alive by a shark. Seagull Birds fly feasted with dip, dropping sea to peck small fish meal.

On the other hand, most gentle creatures have a way to protect themselves from predators. There is a sea dragon (dragon sea) using a fin as a sort of camouflage blankets to make it look like seaweed. Thus, the prey could not even see it.



Tragedy
Affairs of the underwater paradise that turned into a massacre when the field hands of human greed looting the contents of the sea. Scenery may be called a tragedy that was thrust, which is about hunting shark fins taken only for consumption at the dinner table. Sharks caught, cut fins and tails. He was then thrown back into the sea in a crippled condition, giddy, helpless no longer able to swim and eventually dying at the bottom of the ocean that gave birth.

Also a tragedy that so mighty whale was limp helpless in a trap and spear hunters. Then the fish that swim in a sea of plastic waste and marine pollution.

Spectacular pictures in the Oceans hunted for four years in various corners of the world, from the north pole to the sea in the tropics. The movie cost 50 million euros, or around Rp 500 billion was released simultaneously in the United States, Canada, and Indonesia on 22 April as a sort of

"Gift" for Earth Day.
Viewers presented with facts about the ocean in the hope they will recognize, understand, love, and care for life. The message was clearly conveyed through images and narratives. Narration delivered in various languages. For English, actor Pierce Brosnan to act as narrator. Whereas in French, the narrative presented by the puppet masters, namely Jacques Perrin. Narrative is not fussy or nosy talk like infotainment, but gives the frame. Furthermore, the picture is more than talk.

People of the boy who drove us into the underwater paradise at the beginning of the film we are also aware that the inhabitants of the sea that will only later become the inhabitants of the museum if the passions of human greed allowed to plunder the wealth of the sea. In one scene, amazing creatures residents had lined up as a museum. This film does not end as a threat, but invites us to get together to keep the sea as the mother of life.

The narrator's message across the sea. "When the big wave comes, we can take refuge together, why can not we treat the sea together." A sympathetic propaganda because propaganda is not political.

Kamis, 15 April 2010

Maulid Akbar Mahasiswa Nagan Raya

Undangan Resmi
yth,
Bapak/Ibu/Saudara(i)
di tempat

Assalamualaikum.....

Panitia pelaksana Maulid Akbar Ikatan Pelajar, Pemuda, Mahasiswa Se-Nagan Raya (IPPELMASDA) dan Ikatan Kekeluargaan Masyarakat Nagan Raya (IKNR) mengundang bapak/ibu/saudara(i)untuk dapat hadir pada,
hari/tanggal : Minggu, 18 April 2010
pukul : 09.00 s.d. selesai.
tempat : Asrama Putra Mahasiswa Nagan Raya, Jl. Seroja, gampong Ie Masen Kaye Adang.
agenda : 1. Ceramah Mulid
2. Zikir (meudike)
3. Khanduri Moled Idang ala Nagan Raya dan;
4. Silaturrahmi
Demikianlah undangan ini kami sampaikan. Atas kehadiran bapak/ibu/saudara(i) kami ucapkan terima kasih.

Koord. utama : Said
koord. Pubdok : Wirduna

Kamis, 28 Januari 2010

Senin, 04 Januari 2010

Demo di Polda

Rapat Pengurus IPPELMASRA

LORONG SENJA

Cerpen
Karya Wirduna

Sudah dua kali berganti musim gugur aku berjalan melewati lorong-lorong kematian itu. Lorong yang pernah diceritakan lelaki tua, lelaki yang dulu pernah tinggal satu gang denga gubuk lelahku. Keraguan terpendam di hati, apa ini lorong kematian yang pernah diceritakan lelaki tua itu. Seingatku si tua itu pernah mengatakan, kalau aku bisa melewati lorong itu, semua permintaanku akan dikabulkan. Ya termasuk penundaan kematian dan mengatur takdir.

Tetapi aku berpikir, apa benar yang diceritakan si tua bangka itu. Kala itu si tua mengajakku ke pinggir sungai. Ia duduk di pinggir sungai, kedua kakinya menyapa para penghuni sungai. Dia berkata padaku “mereka adalah kawan-kawanku”, semua penghuni lembah dan sungai takut pada si tua itu. Dulu Ia sama nasib sepertiku, tetapi kini dia bebas mengatur arah angin sesuka hatinya.

Benakku masih membanyangkan seuntai harapan yang selalu tenggelam diterpa tak berkemampuan. Kalau aku menemukan lorong kematian itu, sudah pasti semua keinginan akan berada pada kedua tangan ini. Pertama sekali aku akan meminta sebuah kain putih. Kain itu akan kuberikan untuk perempuan yang telah mengajakku ke alam yang tidak jelas tujuannya ini.

Kain itu, memang sudah lama inginku berikan pada perempuan tua sebatangkara. Sungguh malang nasibnya. Setelah ditinggalakn sang kekasih, dia hatus rela ditinggalkan oleh buah hati semata wayang. Tiap hari bulir-bulir selalu membasahi kedua pipi yang sudah mengerut. Penutup badan yang menyangkut di tubuhnya tak mewakili untuk menutupi sekujur kulit kerutnya.

Ingin sekali aku memberikan penutup kulit lesu itu. Setidaknya dia lebih berwarna saat menghadap-Nya. Biar perutnya tidak terganjal, penutup badan compang-camping, namun perempuan itu jarang absen menghadap-Nya.
***

Lelah badan ini. Kaki pun tak sanggup lagi mengarungi gurun tandus. Kerongkongan kering seketika tanpa ada peredamnya. Terik matahari tanpa hambatan membakar ubun-ubun. Namun, perjalanan tanpa akhir ini harus ku arungi, meski lorong itu, masih belum ada pertandanya.

Aku harus berjuang. Pesimis harus beranjak dari benakku, memang tak ada cita-cita anak manusia dapat digenggam begitu saja. Dalam perjalan itu, aku sempat melihat sebatang pohon yang tepat berdiri tegap di tangah gurun. Pohon tanpa daun itu terlihat sangat lesu dalam terik sang surya yang mengeringkannya. Dedaunan yang hanya tinggal di ujung dahan seperti tak rela lagi melekat. Lama sudah dia tak tersentuh ilham-Nya, “apa mukin ini adalah lingkungan dan takdir kehidupannya” besit hatiku.

Dalam pandangan samar-samar, mataku terus menancap ke sebuah gunung runcing yang duduk tegap di gurun itu. Aku semakin mendekat, pandangan pun semakin jelas.
“ya…. ini gunung runci yang pernah diceritakan si tua itu padaku” ungkapku refleks.
Sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab, tumbuh diotakku. “Gunung rucing, ya…gunung runcing. Apa ini hasil tangan para hamba, atau sulap manjadda wa jadda” pertanyaan itu tak tau sama siapa aku utarakan. Ah… masa bodoh aku harus memikirkan ini hasil tangan siapa. Targetku mengarungi gurun untuk mencari lorong kematian itu.

Sebuah pertanda nampak seketika di hadapanku. Ya… sebuah lobang berukuran batok kepala yang mengeluarkan angin kering dari dasarnya. Lobang itu tepat di dasar gunung runcing. Perlahan kurapatkan kepala kelobang itu. Kedua mata ini kubuka untuk mencuri sedikit rahasia lobang itu. Tapi mata ini tak kuasa melawan cahaya yang terpancar dari lobang cahaya.

Hari berikutnya aku juga mencoba untuk melawan cahaya lobang itu, namun hal yang sama terjadi. Akhirnya kupaksakan mata ini untuk menerobosi cahaya itu. Tiba-tiba dari cahaya itu keluar huruf perhuruf, tetapi hurus itu, seperti huiruf bai-bait suci. Pertama sekali yang keluar dari cahaya itu adalah huruf lam, tak lama kemudian menyusul huruf ta, dan secara bersamaan keluar pula huruf ha,zal dan nun.
Huruf itu membuat aku pening. Apa sebenarnya makna huruf itu. Si tua itu tidak pernah menceritakan padaku bahwa aku akan melihat huruf-huruf yang membuatku pening. Apa si tua itu membohongiku “keparat” besitku. Aku sedikit meredam kemarahan pada si tua itu. Tak ada guna aku marah padanya, lagi pula dia sekarang sudah menjadi makanan ulat dan cacing.

Harapan untuk mendapatkan lorong itu harus sirna di gurun ini. Huruf-huruf itu menghambat langkahku. Apa karena aku tidak bisa memaknainya. Matahari nampaknya akan meninggalkan bumi, hanya sedikit cahaya masih tertancap dari hamparan pasir. Kakiku perlahan melangkah dalam terpaan abu-abu melayang yang terbang bersama angin kering. Sedikit aku menoleh ke belakang, hanya nampak runcingan genung pemabwa sial. Aku menghilang di penghujung hari, bersama terpaan angin membawaku pergi
***.
Penulis adalah Mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Unsyiah.
Sekarang sebagaio Ketua Umum Gemasastrin dan aktif sebagai reporter Tobloid DETaK.

Minggu, 03 Januari 2010

Pengurus IPPELMASRA Dievaluasi

Pengurus Ikatan Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa Se-Nagan Raya (IPPELMASRA)dievaluasi dalam rapat pengurus, Minggu (03/01) bertempat di Asrama Putra Mahasiswa Nagan Raya. Evaluasi ini bertujuan untuk memvalidkan kepengurusan IPPEMASRA.

Hasil evaluasi pengurus mencapai 70 persen dari keseluruhan pengurus harus dicancel, pasalnya pengurus tersebut sudah hampir setahun tidak aktif dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh IPPELMASRA. "kita harus mengeluarkan yang sudah tidak aktif lagi, kita akan mencari generasi baru yang memang mau berbuat" ungkap Adam Tsani, ketua umum IPPELMASRA sesaat setelelah rapat usai.

Sudah mencapai lebih dari setengah periode selama ini IPPELMASRA dinilai vakum dalam pelaksaan kegiatan. hal ini tidak terlepas dari kurang validnya pengurus. Wirduna, Ketua bidang HUMAS, mengaku sangat kecewa dengan anggiota bidangnya yang beresikap apatis "saya bahkan tidak kenal semua anggota bidang saya" ungkap mahasiswa Pendidikan Bahasas dan Sastra Indonesia dengan sedikit rasa kecewa.

Sabtu, 02 Januari 2010

Salam Mahasiswa Nagan Raya

Sekarang saatnya para kaum interlektual Nagan Naya bangun dengan penuh semangat untuk membuka lembaran perjuangan ke depan.

Melalui media blog ini, diharapkan seluruh mahasiswa dapat berkontribusi, anda dapat memberikan tulisan atau informasi baru ke blog ini. kirimkan tuluisan anda ke:
wir_tripa@yahoo.com (Web Master).

Tularkan virus ini ke rakan_rakan mahasiswa Nagan Raya lainny.